Dapatkan Bantuan Dana Hibah Tanpa Batas

Dapatkan bantuan dana hibah tanpa batas yang memang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bukan dana hibah yang berat untuk kita kelola. Misalnya, kita berharap mendapatkan bantuan Rp 2,4 juta untuk UMKN tetapi malah kita dapat dana hibah pembangunan masjid.

Tentu ini suatu masalah. Pasalnya, peruntukannya tak sesuai dengan yang kita harapkan. Apakah itu bisa berimbas kepada kita. Tentunya, secara hukum itu dilarang karena pertanggungjawabannya tidak sesuai dengan peruntukannya.

Baca Juga; Bantuan Dana Gratis dari Luar Negeri

Nah, berikut ini ada dana hibah dari kerjasama antar negara. Kita bisa Dapatkan Bantuan Dana Hibah Tanpa Batas dari kerjasama Australia dengan Indonesia. Meski begitu, untuk bisa mendapatkannya ada sejumlah aturan yang mesti kita penuhi terlebih dahulu.

Perlu diketahui, Australia-Indonesia Institute (AII) dibangun di tahun 1989 dengan arah menjadi tempat penghimpunan, transisi dan penebaran info, dan sebagai sumber anjuran, untuk memberikan dukungan, memperkuat dan meningkatkan jalinan di antara warga Australia dan Indonesia.

Peranan Instansi:

(a) membuat referensi ke Menteri Luar Negeri dan Perdagangan akan pengetahuan lengkap pengalaman dari warga Australia mengenai Indonesia dalam hubungan pada:

• (i) support pada pengkajian akan Bahasa dan Budaya Indonesia di Australia dan Bahasa Inggris dan Budaya Australia di Indonesia;
• (ii) kenaikan jalinan komersil di antara Australia dan Indonesia;
• (iii) mengenali peluang kerja sama di bagian Pengetahuan Pengetahuan dan Tehnologi;
• (iv) sediakan sarana transisi di bagian media;
• (v) mensponsori aktivitas di bagian transisi budaya, olah raga dan pelatihan;
• (vi) support pada Program Pengkajian Australia di Indonesia dan Program Pengkajian Indonesia di Australia;
• (vii) memperkuat jalinan antara instansi antara kampus, museum, perpustakaan, sekolah tinggi kejuruan, instansi riset, organisasi profesional dan instansi non-pemerintah yang penuhi persyaratan;
• (viii) sediakan sarana aktivitas penafsiran buku text Australia dan Indonesia;
• (ix) atur aktivitas lawatan dan transisi antara warga dan barisan warga;

(b) sediakan anjuran dan info ke pribadi, organisasi dan ke media Australia dalam hubungan pada beberapa masalah yang disebut di sub paragrap (a) terhitung (i) s/d (ix), atas dasar perintah Mentri Luar Negeri dan Perdagangan;

(c) membuat referensi seperti tercantum dalam paragrap (a) atau memberinya anjuran dan info seperti tercantum dalam paragrap (b), konsultasi dengan pribadi, organisasi, departemen dan agen yang terkait atau berperanan dalam kenaikan jalinan di antara bangsa Australia dan Indonesia.

Pernyataan Visi Misi AII

Tingkatkan jalinan Australia dan Indonesia, dengan tingkatkan sama-sama pemahaman yang dalam. Menyumbangkan secara luas dan dalam waktu yang lama pada jalinan dan transisi bolak-balik di antara warga Australia dan Indonesia.

Keanggotaan Badan AII

Ketua

• Professor Team Lindsey
• C/- The Asian Law Centre
• Melbourne Law School

Anggota

• Mr Andrew Donovan
• Direktur, Inter-Arts Office
• Australia Council for the Arts

Ms Gillian Bird

• Wakil Sekretaris
• Departemen Luar Negeri dan Perdagangan

Prof Bruce Robinson

• School of Medicine and Pharmacology
• University of Western Australia

Mr Greg Sheridan

• Foreign Editor
• The Australian Newspaper

Prof Julia Day Howell

• Associate Professor
• Centre for the Studi of Contemporary Muslim Societies
• University of Western Sydney

Prof David Hill

• Asian Studies Program
• School of Social Sciences and Humanities
• Divisi of Arts
• Murdoch University

Dr James Bradfield Moody

Ms Rufiath Yousuff

• Solicitor, Principal Prosecutions
• Office of Public Presecutions Victoria

Professor Clare Martin

• The Northern Institute
• Charles Darwin University

Secretariat, AUSTRALIA

Australia-Indonesia Institute

• Department of Foreign Affairs and Trade
• The R.G.Casey Building
• John McEwen Crescent
• BARTON ACT 0221
• AUSTRALIA

Tel. (61-2) 6261 3827 atau (61-2) 6261 3821
Fax: (61-2) 6261 1743
E-mail: ausindonesia.institute@dfat.gov.au

Secretariat INDONESIA

• Kantor Sisi Kebudayaan
• Kedutaan Besar Australia
• Jalan H R Rasuna Said Kav C 15-16
• Jakarta Selatan 12940
• JAKARTA INDONESIA
• Tel. (62-21) 2550-5265
• Fax. (62-21) 522-7104

Hibah Bantuan Dana

Hibah bantuan dana pada umumnya ditujukan sebagai dana pendukung untuk saran-usulan proyek inovatif yang sesuai dengan peranan dan arah dari Australia Indonesia Institute (AII). Peranan dan arah ini diterangkan dalam satu buku panduan, “Guidelines and Conditions applying to Grant Applications and Approvals.”

Yang bisa meminta dana

Baik perseorangan atau organisasi bisa ajukan permintaan untuk dana bantuan ini. Beberapa pemohon harus memiliki catatan prestasi dalam pengendalian dan peningkatan proyek yang sesuai dengan proyek yang disodorkan, dan seharusnya bisa menunjukkan hal tersebut. Seorang jangan mendapatkan lebih satu hibah dana bantuan dari Australia-Indonesia Institute di saat bertepatan.

Kompetisi untuk memperoleh hibah lumayan kuat , dan AII mungkin dapat memilih untuk tidak memberinya hibah baru ke perseorangan atau organisasi yang pernah awalnya memperoleh satu hibah bantuan. AII berdasar pada konsep kesamaan peluang (equal opportunity), dan menekan supaya perseorangan dan organisasi dari barisan tertentu untuk meminta bantuan dana untuk proyek mereka.

Panduan Permintaan untuk Hibah Bantuan Dana

Permintaan bantuan dipandang sesuai dengan persyaratan yang diputuskan AII dalam buku panduan untuk permintaan hibah bantuan dana.

Pemohon harus ikuti panduan ini saat memberikan saran mereka agar diperhitungkan. Meskipun tidak ada batasan tertentu berkenaan jumlah dana bantuan, saran yang masuk umumnya dipisah dalam kelompok berikut:

• Kecil: $1,000 – 5,000
• Sedang: $5,000 25,000
• Besar: $25,000 – 60,000 lebih

Lihat Buku Panduan “Guidelines and Conditions applying to Grant Applications and Approvals.”

Berharap jadi perhatian jika semua permintaan harus disodorkan dalam bahasa Inggris

1. Proyek yang diusulkan semestinya sebagai ide baru yang sesuai dengan arah AII untuk tingkatkan jalinan di antara Indonesia dan Australia. Ide itu mungkin dapat menyampaikan sektor baru dalam jalinan di antara Australia dan Indonesia atau mungkin dapat dipakai agar semakin membuat dan meningkatkan jalinan yang telah ada.
2. Proyek itu semestinya memiliki faedah terang dari sisi arah AII.
3. Info semestinya diberi dalam permintaan hibah berkenaan publikasi atau promo proyek itu.
4. Proyek yang mengikutsertakan pengalaman orang Indonesia dengan Australia dan jalinan pengalaman itu dengan khalayak luas di Indonesia benar-benar diharapkan.
5. Jika proyek yang ditolong oleh AII mengikutsertakan organisasi di Indonesia, beberapa pemohon harus menunjukkan terdapatnya dana pengiring yang cukup dari organisasi partner di Indonesia, supaya proyek itu bisa dituntaskan dengan sukses. Dana pengiring itu mungkin dapat berbentuk pengadaan fasilitas misalkan atau servis lain yang disiapkan tanpa ongkos oleh organisasi itu.
6. Jika kemungkinan, bantuan dana AII semestinya sebagai dana pembibitan yang ditujukan bisa menggerakkan bantuan keuangan dari sumber yang lain, terhitung sponsor kelompok dunia usaha. AII mungkin dapat memilih untuk memberinya hibah bantuan dana dengan persyaratan jika ada usaha untuk memperoleh dana dari sumber lain.
7. Proyek semestinya bisa membuat peluang untuk aktivitas yang diongkosi berdikari sebagai hasil hibah bantuan yang diterima dari AII.
8. Beberapa pemohon sudah seharusnya memiliki catatan prestasi.

Jika proyek meliputi elemen biaya pesawat internasional, karena itu ongkos itu semestinya dihitung dengan biaya kelas ekonomi yang berlaku.

AII tidak menukar ongkos apa saja yang disebabkan karena ketertinggalan pemohon dalam hal pemesanan ticket atau karena hal-hal lain yang mengakibatkan harga ticket bertambah.

Dana bantuan AII umumnya harus diterima dan digunakan dalam tahun bujet berkaitan. Jika persyaratan ini tidak bisa disanggupi, penawaran hibah bantuan dana itu mungkin dapat diurungkan supaya peluang dikasih ke pemohon lain.

Jika ada peluang proyek akan diundur hal tersebut harus disampaikan pada AII dalam batasan waktu yang cukup agar kondisi itu bisa dipertimbangakan dan perlakuan pas bisa dilaksanakan.

Jika dana bantuan itu telah diberikan ke pemohon perseorangan atau organisasi sedang proyek tidak bisa terwujud dalam tahun pajak yang ditetapkan, yang menerima hibah bantuan dana harus kembalikan dana bantuan itu ke AII.

Aktivitas yang tidak didanai

Sesuai dengan peraturannya untuk menolong proyek yang inovatif AII tertarik dengan beragam jenis tipe proyek. Tetapi, ada peluang dana bantuan itu tidak disiapkan untuk maksud tertentu seperti yang berikut:

• pembayaran atas harta tidak bergerak;
• lawatan ke pertemuan, mendatangi tatap muka, kerja lapangan dan aktivitas periode pendek yang lain yang khususnya mengikutsertakan perjalanan, di mana semuanya sebagai elemen khusus dari permintaan hibah dana kontribusi;
• dana bantuan dalam organisasi pemberi hibah yang aktivitasnya khususnya mengikutsertakan orang mereka sendiri;
• aktivitas yang sebenarnya jadi tanggung-jawab lembaga pemerintahan atau tubuh penyandang dana yang lain (contoh: proyek bantuan pembangunan – development assistance);
• aktivitas yang pada intinya memiliki sifat komersil ;
• bantuan pada proyek yang sedang jalan atau bantuan ulangan atas proyek tertentu;
• satu proyek di mana berhasilnya penuntasan elemen AII, bukan sisi pokok arah utamanya;
• pembayaran upah dan honor.

Bagaimana ajukan permintaan

Formulir permintaan hibah dalam jaringan (http://dfat.smartygrants.com.au/aii)

Permintaan akan dipandang berdasar Tutorial Program Hibah AII, semua pemohon berharap pahami tutorial itu saat sebelum memberikan permintaan permodalan.

Semua pemohon harus isi dengan komplet formulir Permintaan Hibah Dalam Jaringan dan memberikan dokumentasi harus yang disuruh. Permintaan harus dibikin dalam bahasa Inggris. Permintaan yang tidak penuhi syarat minimal ini akan dipandang tidak penuhi persyaratan.

Jika permintaan anda tidak bisa diberikan dengan memakai Formulir Permintaan Hibah Dalam Jaringan, minta kontak Kantor Sisi Kebudayaan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta (Tel. +62-21 2550 5260, Faks. +62-21 522 7104, E-mail: cultural.jakarta@dfat.gov.au).